. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Selasa, 14 Mei 2024

Nanjak Gunung Dempo, Terpesona 99 Asmaul Husna


Hamparan teh di kaki Gunung Dempo sungguh menawan. Begitupun panorama danau kawah dari puncaknya yang berketinggian 3.195 meter di atas permukaan laut (mdpl). Namun yang membuat hati ini terpesona bukan cuma karena keduanya itu, melainkan pula deretan plang yang memuat 99 Asmaul Husna di sepanjang jalur pendakian (japen)-nya.

Apa itu Asmaul Husna? Buat pendaki muslim tentu tak asing dengan hal itu. Tapi tak ada salahnya, kita kupas sedikit sebelum mengetahui lebih jauh keberadaannya di japen Gunung Dempo via Kampung IV, Kecamatan Pagar Alam Utara, Kota Pagar Alam, Sumatra Selatan (Sumsel).

Kata Asmaul Husna berasal dari bahasa Arab yaitu Al Asma’u yang berarti nama dan Al Husna yang bermakna pesta yang indah dan menyenangkan. Dalam kaitannya dengan Asmaul, Husna berarti nama Tuhan yang indah.


Asmaul Husna merupakan nama-nama baik yang menggambarkan keindahan dan sifat-sifat Allah SWT yang tercantum dalam kitab suci Al-Qur’an, surat Thaha ayat 8. “Tidak ada Tuhan Melainkan Allah. Dialah Allah yang memiliki Asmaul Husna (nama-nama yang terbaik).” 

Dari sederet nama terbaik Allah SWT, yang paling terkenal ada 99 sebagaimana tertera dalam hadis Bukhari dan Muslim: “Allah memiliki 99 nama, dan siapapun yang memahaminya akan masuk surga.”

Ke-99 Asmaul Husna itu adalah Ar Rahman الرحمن = Yang Maha Pengasih, Ar Rahim الرحيم = Yang Maha Penyayang, Al Malik الملك = Yang Maha Merajai atau menguasai, Al Quddus القدوس = Yang Maha Suci, As Salam السلام = Yang Maha Memberi Kesejahteraan, Al Mu`min المؤمن = Yang Maha Pemberi Keamanan, Al Muhaymin المهيمن = Yang Maha Mengatur, Al Aziz العزيز = Yang Maha Perkasa, Al Jabbar الجبار = Yang Memiliki Mutlak Kegagahan, dan Al Mutakabbir المتكبر = Yang Maha Megah.


Selanjutnya Al Khaliq الخالق = Yang Maha Pencipta, Al Bari البارئ = Yang Maha Pembuat atau Perancang, Al Musawwir المصور = Yang Maha Membentuk Rupa, Al Ghaffar الغفار = Yang Maha Pengampun, Al Qahhar القهار = Yang Maha Memaksa, Al Wahhab الوهاب = Yang Maha Pemberi Karunia, Ar Razzaq الرزاق = Yang Maha Pemberi Rezeki, Al Fattah الفتاح = Yang Maha Pembuka Rahmat, Al `Alim العليم = Yang Maha Mengetahui, dan
Al Qabdah القابض = Yang Maha Menyempitkan.

Berikutnya Al Basith الباسط = Yang Maha Melapangkan, Al Haafidh الخافض = Yang Maha Merendahkan, Ar Raafi الرافع = Yang Maha Meninggikan, Al Muizz المعز = Yang Maha Memuliakan, Al Mudzil المذل = Yang Maha Menghinakan, Al Samii السميع = Yang Maha Mendengar, Al Bashiir البصير = Yang Maha Melihat, Al Hakam الحكم = Yang Maha Menetapkan, Al `Adl العدل = Yang Maha Adil, dan Al Lathiif اللطيف = Yang Maha Lembut atau Maha Teliti.

Kemudian Al Khabiir الخبير = Yang Maha Mengenal atau mengetahui, Al Haliim الحليم = Yang Maha Penyantun, Al `Azhiim العظيم = Yang Maha Agung, Al Ghafuur الغفور = Yang Maha Memberi Pengampunan, As Syakuur الشكور = Yang Maha Pembalas Budi, Al `Aliy العلى = Yang Maha Tinggi, Al Kabiir الكبير = Yang Maha Besar, Al Hafizh الحفيظ = Yang Maha Memelihara, Al Muqiit المقيت = Yang Maha Memberi Kecukupan, dan Al Hasiib الحسيب = Yang Maha Membuat Perhitungan.


Lalu Al Jaliil الجليل = Yang Maha Luhur, Al Kariim الكريم = Yang Maha Pemurah, Ar Raqiib الرقيب = Yang Maha Mengawasi, Al Mujiib المجيب = Yang Maha Mengabulkan, Al Waasi الواسع = Yang Maha Luas, Al Hakiim الحكيم = Yang Maha Maka Bijaksana, Al Waduud الودود = Yang Maha Mengasihi, Al Majiid المجيد = Yang Maha Mulia, Al Baa`its الباعث = Yang Maha Membangkitkan, dan
As Syahiid الشهيد = Yang Maha Menyaksikan.

Selanjutnya Al Haqq الحق = Yang Maha Benar, Al Wakiil الوكيل = Yang Maha Memelihara, Al Qawiyyu القوى = Yang Maha Kuat, Al Matiin المتين = Yang Maha Kokoh, Al Waliyy الولى = Yang Maha Melindungi, Al Hamiid الحميد = Yang Maha Terpuji, Al Muhshii المحصى = Yang Maha Menghitung, Al Mubdi المبدئ = Yang Maha Memulai, Al Mu`iid المعيد = Yang Maha Mengembalikan Kehidupan, dan Al Muhyii المحيى = Yang Maha Menghidupkan

Berikutnya Al Mumiitu المميت = Yang Maha Mematikan, Al Hayyu الحي = Yang Maha Hidup, Al Qayyuum القيوم = Yang Maha Mandiri, Al Waajid الواجد = Yang Maha Penemu, Al Maajid الماجد = Yang Maha Mulia, Al Wahid الواحد = Yang Maha Tunggal, Al Ahad الاحد = Yang Maha Esa, As Shamad الصمد = Yang Maha Dibutuhkan, Al Qaadir القادر = Yang Maha Menentukan, dan Al Muqtadir المقتدر = Yang Maha Berkuasa.


Kemudian Al Muqaddim المقدم = Yang Maha Mendahulukan, Al Mu`akkhir المؤخر = Yang Maha Mengakhirkan, Al Awwal الأول = Yang Maha Awal, Al Aakhir الأخر = Yang Maha Akhir, Az Zhaahir الظاهر = Yang Maha Nyata, Al Baathin الباطن = Yang Maha Ghaib, Al Waali الوالي = Yang Maha Memerintah, Al Muta`aalii المتعالي = Yang Maha Tinggi, Al Barru البر = Yang Maha Penderma, dan At Tawwaab التواب = Yang Maha Penerima Tobat.

Lalu Al Muntaqim المنتقم = Yang Maha Pemberi Balasan, Al Afuww العفو = Yang Maha Pemaaf, Ar Ra`uuf الرؤوف = Yang Maha Pengasuh, Malikul Mulk مالك الملك = Yang Maha Penguasa Kerajaan, Dzul Jalali Wal Ikram ذو الجلال و الإكرام = Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan, Al Muqsit المقسط = Yang Maha Pemberi Keadilan, Al Jami` الجامع = Yang Maha Mengumpulkan, Al Ghani الغنى = Yang Maha Kaya, Al Mughni المغنى = Yang Maha Pemberi Kekayaan, dan Al Maani المانع = Yang Maha Mencegah

Selanjutnya Ad Dhaar الضار = Yang Maha Menimpa Kemudaratan, An Nafi النافع = Yang Maha Memberi Manfaat, An Nuur النور = Yang Maha Bercahaya, Al Hadi الهادي = Yang Maha Pemberi Petunjuk, Al Badi’ البديع = Yang Maha Pencipta, Al Baaqii الباقي = Yang Maha Kekal, Al Waarits الوارث = Yang Maha Pewaris, Ar Rasyiid الرشيد = Yang Maha Pandai, dan As Shabuur الصبور = Yang Maha Sabar.


Di japen Gunung Dempo via Kampung IV, yang disebut-sebut oleh sejumlah pendaki sebagai japen gunung tersulit di Pulau Sumatra ini, ke-99 Asmaul Husna tertera di plang berbentuk segiempat ketupat berwarna merah marun dengan tulisan arab, latin, dan terjemahan dalam bahasa Indonesia berwarna putih.

Plang Asmaul Husna pertama, yakni Ar Rahman الرحمن = Yang Maha Pengasih, terpasang di dekat Pintu Rimba. Sedangkan plang Asmaul Husna yang ke-99 yaitu As Shabuur الصبور = Yang Maha Sabar, terpasang di Top Dempo atau sebelum pelataran.

Amatan langsung TravelPlus Indonesia, yang mendaki gunung api tertinggi di Sumsel ini pada Jumat (10/5/2024) pagi, plang-plang Asmaul Husna tersebut ditancapkan di batang pohon dengan ketinggian sekitar 1 sampai 2 meter. Jarak antar-plang berbeda-beda namun semakin mendekati Top Dempo, jaraknya saling berdekatan.


Siapa yang memasang plang Asmaul Husna tersebut? Mereka adalah para mahasiswa yang tergabung dalam Brigade Mahasiswa Pecinta Alam Semesta (BRIMPALS), Fakultas Hukum (FH), Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP). Buktinya, logo organisasi mereka tercantum di setiap plang Asmaul Husna tersebut.

Dikutip dari Sumatera Ekspres, 
Ketua Pelaksana kegiatan sekaligus Komandan Latihan DIKADER ke XXXII Brimpals, Muhammad Gian mengatakan pemasangan 99 plang Asmaul Husna ini merupakan revitalisasi dari plang sebelumnya yang sudah terpasang di sepanjang japen Gunung Dempo via Kampung IV pada tahun 2017. 

"Dikarenakan plang sudah berusia 7 tahun dan mulai rusak, jadi perlu direvitalisasi," terangnya.


Manfaat
Apa manfaat keberadaan 99 plang Asmaul Husna di japen Dempo tersebut? 

Menurut Muhammad Gian sebagaimana dikutip Sumatera Ekspres, tujuan kegiatan pemasangan plang sebanyak 99 nama Allah ini, selain sebagai tanda atau patokan di sepanjang japen Gunung Dempo, juga sekaligus untuk mengingatkan kepada pendaki akan kekuasaan Allah SWT.

Buat TravelPlus, keberadaan paling 99 Asmaul Husna tersebut selain membantu memudahkan menemukan japen yang benar pun sekaligus membacannya serta mengabadikannya (memotret dan atau merekam setiap plangnya) dari awal sampai akhir.

Dengan cara itu, ibarat peribahasa "Sekali Mendayung Dua Tiga Pulau Terlampaui". Sambil mendaki, bisa sekaligus mendulang pahala dengan berzikir, menyebut nama-nama terbaik dari sang Maha Pencipta, Allah SWT.

Buat BRIMPALS FH UMP, terimakasih sudah  merevitalisasi 99 plang Asmaul Husna di japen Gunung Dempo via Kampung IV sehingga tampil lebih keren. Semoga jerih payah yang dilakukan, diberkahi Allah SWT dan menjadi amal kebajikan, termasuk buat  pendaki yang membacanya.


Sebagai pendaki gunung, semakin dekat (suka, sayang, cinta) dengan alam, sudah semestinya semakin dekat pula dengan sang Maha Penciptanya. Menjaga keberadaan 99 plang Asmaul Husna tersebut sekaligus membaca, memahami lalu menghafalnya saat melakukan pendakian, InsyaAllah bisa menjadi salah satu cara untuk lebih dekat dengan-Nya.

Sebagai pengingat, keberadaan 99 Asmaul Husna bukan hanya di Gunung Dempo. Menurut beberapa pendaki asal Sumatra, di Gunung Talang, Sumatra Barat (Sumbar) yang  ketinggian 2.597 Mdpl juga terpasang sederet nama terbaik Allah SWT tersebut, tepatnya di japen via Desa Air Batumbuk, mulai dari pos pendaftaran sampai puncaknya. MasyaAllah tabarakallah.

Naskah & foto: Adji TravelPlus, IG @adjitropis & TikTok @FaktaWisata.id

Captions:
1 s/d 9: Beberapa plang 99 Asmaul Husna di japen Gunung Dempo via Kampung IV.

Read more...

Sabtu, 27 April 2024

Ayo ke Alun-alun Kota Magelang, Nonton Grebeg Gethuk 2024


Sempat terhenti karena pandemi Covid-19 sejak 2020 silam, Grebeg Gethuk kembali digelar di Alun-alun Kota Magelang pada Minggu, 28 April 2024 sebagai rangkaian peringatan Hari Jadi Jadi Kota Magelang tahun 2024.

Di laman magelangkota.go.id dijelaskan Grebeg Gethuk telah menjadi event tahunan dengan maksud dan tujuan untuk memperkuat branding Kota Magelang sebagai Kota Getuk.

Culture event Grebeg Gethuk menyajikan proses terjadinya Kota Magelang dalam bentuk dramatisasi dari Prosesi Penetapan Perdikan Mantyasih, Penyerahan Prasasti Mantyasih, Bulu Bekti Gunungan Palawija, Sendratari kolosal dan puncaknya Grebeg Getuk.

Prosesi Grebeg Gethuk akan diisi pentas kesenian daerah (7 sanggar tari lokal), pentas kesenian luar daerah (8 kabupaten peserta pameran), pentas musik Magelang Sparkle, drumband Akmil, tari kolosal Gugur Gunung, Sendratari Kolosal Babad Mahardika dan doa bersama.


Menurut Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Magelang, Sugeng Priyadi tahun ini ada satu gunungan getuk dengan ukuran besar dan empat gunungan kecil yang akan digerebek. "Tujuannya untuk memecah keramaian supaya tidak berpusat pada satu gunungan besar saja," terangnya saat konferensi pers.

Untuk Gunungan Palawija ada 17, lanjutnya, sesuai dengan jumlah kelurahan di Kota Magelang. "Maknanya, palawija itu merupakan lambang kesuburan, yang akhirnya dinikmati masyarakat dan disimbolkan dengan grebeg,” tambahnya.

Menariknya, tahun ini Grebeg Gethuk dibarengi dengan Festival Gethuk (26-28 April 2024) di Alun-alun sebagai ikon Kota Magelang.

Festival Gethuk ini diharapkan akan lebih mengeksplorasi varian produk getuk dari berbagai daerah antara lain Sragen, Banyumas, Karanganyar, Kabupaten Magelang, Klaten, Kabupaten Semarang, Kebumen, Salatiga, dan Temanggung.

Grebek Gethuk 2024 ini memberi ruang ekspresi, edukasi, sekaligus mengangkat potensi kearifan lokal (sejarah, kuliner, pariwisata, seni budaya dan ekonomi kreatif) serta meningkatkan daya saing daerah di lingkup regional-nasional, terutama dalam upaya mendorong sektor pariwisata dan sektor-sektor terkait lainnya.


Selain aneka gethuk, pada kegiatan ini juga akan ditampilkan pameran produk kerajinan, industri kecil, aksesories, kriya seni budaya, ekraf, busana, kuliner tradisional, heritage, dan sebagainya. Sedikitnya ada sebanyak 90 stan khusus gethuk, sedangkan stan UMKM makanan lainnya terpisah di luar area stan Festival Gethuk.

Event kolosal seni budaya ini pertama kali diadakan pada tahun 2006 dan merupakan salah satu rangkaian kegiatan peringatan Hari Jadi Kota Magelang.

"Grebeg Gethuk sudah menjadi event nasional. Harapannya menjadi internasional, berkelas lebih tinggi,” pungkas Sugeng.

Nah, buat wisatawan yang sedang berwisata di Kota Magelang dan sekitarnya, ayo datang ke Alun-alun Kota Magelang untuk menyaksikan rangkaian acara Grebeg Gethuk 2024.

Naskah & foto: Adji TravelPlus, IG @adjitropis & TikTok @FaktaWisata.id

Captions:
1. I ❤️ MGL di Alun-alun Kota Magelang.
2. Backdrop Festival & Grebeg Gethuk 2024.
3. Tugu di dekat Alun2 Kota Magelang.

Read more...

Rabu, 24 April 2024

Catatan Pendakian 8 Santri Tektokan ke Phutuk Gragal


"Pendakian ini bertujuan bukan semata sampai di puncak pun untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta serta mensyukuri atas segala nikmat-Nya".

Sebelum aktif kembali belajar, delapan santri Pondok Pesantren (Ponpes) Murottilil Qur'an, Kediri, Jawa Timur (Jatim) memutuskan nanjak bareng (nanbar) dengan cara tektokan ke puncak Gunung Puthuk Gragal, Mojokerto.

Kedelapan santri itu Hadi, Tsabit, Kafin, Kadafi, Syafi'i, Afnan, Reza, dan Ashim berhasil menggapai puncak berketinggian  1480 meter diatas permukaan laut (Mdpl) tersebut.


Dari Ponpes mereka menggunakan 4 sepeda motor menuju basecamp (BC) pendakian Gunung Phutuk Gragal sekaligus pos registrasi yang berada di Dusun Libis, Desa Cembor, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jatim. Di BC, mereka membayar biaya registrasi Rp 15.000 per orang.

Hadi, salah satu santri yang pernah nanbar dengan TravelPlus Indonesia ke puncak Gunung Prau via Igirmranak, Kabupaten Wonosobo, seminggu sebelum Ramadan 2024, menceritakan pengalamannya tektokan bersama teman-teman sepondokan ke Phutuk Gragal.

Mereka berangkat dari BC, Selasa (23/4/24) dini hari, sekitar pukul 03.00 menuju Pos 1 Watu Ceper dengan membawa serta beberapa logistik seperti mi instan, bermacam makanan dan minuman, kopi sachet-an, dan nasi bungkus.


Saat di perjalanan, Hadi merasa mentalnya  benar-benar diuji lantaran harus jadi leader alias memimpin perjalanan tim, berada paling  paling depan. "Padahal pengalaman saya naik gunung baru dua kali. Tapi Alhamdulilah, kami sampai di Pos 1 hampir pukul 4," terangnya.

Menurut anak muda yang usianya belum genap 20 tahun ini, sebenarnya jarak antara BC ke Pos 1 Watu Ceper terbilang dekat. Namun karena kondisi stamina beberapa anggota timnya kurang fit, membuat perjalanan mereka agak lamban. "Apalagi kami sering berhenti dan istirahat sejenak," ungkapnya.

Meskipun nanbar 8 orang namun rasa takut itu tetap ada apalagi dini hari masih gelap gulita. "Untuk menghilangkan rasa itu, kami sesekali mengeluarkan lawakan supaya suasananya tidak terlalu menegangkan," ujarnya.


Kata Hadi, hampir di sepanjang jalan dari BC ke Pos 1 bersampingan dengan saluran sumber air. "Suaranya agak bergemuruh sampai ke telinga, membuahkan sensasi lain," ungkapnya lagi.

Secara umum, lanjut Hadi, kondisi  jalur pendakian (japen) dari BC ke Pos 1 lumayan bersahabat bagi para pemula sepertinya.  Namun dalam perjalanan menuju Pos 2 Bukit Gamblu, trek pendakiannya lumayan menguji fisik.

"Kami melewati tanjakan yang curam, licin dan pastinya agak mengerikan. Namanya Tanjakan Opo," jelasnya.


Saat melewati tanjakan tersebut, Hadi mengaku stamina mereka lumayan terkuras dan sempat beberapa kali istirahat sambil minum air. "Alhamdulillah, pukul 4 lewat 11 menit kami sampai di Pos 2," ungkapnya.

Usai beberapa menit istirahat, Hadi dan kawan-kawannya melanjutkan perjalanan menuju Pos 3 Hutan Genjret yang kondisi treknya variatif, terbilang bersahabat namun ada juga sedikit trek yang seperti di trek Pos 2.

"Kami sampai di Pos 3 pukul 04.55 lalu istirahat sejenak kemudian bergerak lagi menuju Pos 4 Tanjakan Celeng," terangnya.


Menurut Hadi kondisi trek ke Pos 4 lumayan sulit seperti pas di Pos 1. "Kami sampai di Pos 4 pukul 05.35," terangnya.

Pos 4 ini adalah camp area. "Kami istirahat lumayan lama dan sempat makan bersama diselingi canda ria," ujarnya.

Summits Attack Kesiangan
Setelah selesai istirahat, mereka melakukan summits attack atau perjalanan menuju Puncak Puthuk Gragal yang jaraknya dari lumayan panjang.

Lantaran summits attack-nya agak kesiangan, mereka tiba di puncak pukul 06 lewat dan gagal mendapatkan pesona matahari terbit alias sunrise namun tetap bersyukur karena sudah sampai di puncak dengan selamat.

Di puncak mereka tak lupa mengabadikan kebersamaan dengan ber-swafoto dan  menikmati serta mengabadikan keindahan alam sekitar.


Di puncak Phutuk Gragal mereka disuguhkan antara lain pemandangan Gunung Penanggungan berikut perkampungan di sekitar Kabupaten Mojokerto.

"Suasananya begtu damai, tentram, dan segar. MasyaAllah, sungguh indah karya Sang Maha Pencipta," ucap syukur Hadi seraya mengutarakan bahwa melakukan nanbar ini bertujuan bukan semata sampai di puncak pun untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta serta mensyukuri atas segala nikmat-Nya.

Penulis: Hadi @mz_adiw, editor: Adji TravelPlus @adjitropis, foto: dok. Hadi & tim pendaki Ponpes Murottilil Qur'an



Read more...

Senin, 22 April 2024

Peringati Hari Bumi, 4Bee Bakal Gelar Aksi Tanam Pohon di Japen Penanggungan via Genting


Dalam rangka memperingati Hari Bumi 2024, lintas komunitas Belajar Berkarya Bergerak Bersama (4Bee) akan menggelar aksi penanaman pohon di jalur pendakian (japen) Gunung Penanggungan via Genting.

Kegiatan bertajuk "Halal Bihalal dan Memperingati Hari Bumi 2024" tersebut akan digelar pada Sabtu-Minggu (27 April - 28 April 2024).

Kepada TravelPlus Indonesia, Erwin selalu ketua pelaksana kegiatan menjelaskan jumlah bibit pohon yang akan ditanam sebanyak 300 bibit pohon bambu petung dan 50 bibit pohon beringin.

"Lokasi penanamannya sekitaran Pos 1 sampai Pos 3 japen Gunung Penanggungan via Genting yang berada di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur," terangnya.


Lokasi penanaman tersebut dipilih karena menurut pihak penyelenggara cocok untuk penanaman. "Disamping itu tidak menutup memungkinkan kedepannya bisa difungsikan sesuai kebutuhan khususnya bibit pohon bambu. Kalau bibit pohon beringin kita tanam untuk perindang," ungkapnya.

Alasan lain pemilihan lokasi penanaman tersebut, karena pada tahun 2019 beberapa dusun di kaki Gunung Penanggungan via Genting pernah terjadi longsor.  "Paling tidak dengan aksi tanam pohon ini kita berusaha untuk menjaganya, dan semoga tidak terjadi musibah lagi," harapnya.

Adapun target pesertanya sekitar 200 - 300 orang. "Tapi tetap kondisional, karena acara kita ini berbarengan dengan acara anniversary komunitas di Mojokerto juga di lain tempat," bebernya.

Aksi tanam pohon ini, lanjut Erwin, sudah 2 kali diadakan di japen tersebut. Aksi yang pertama dilakukan warga lokal. Sedangkan yang kedua kali in dapat support dari berbagai komunitas. "Ini kegiatan panitia bersama, yang juga melibatkan warga, pengelola, dan doelor-doelor komunitas 4Bee," tambahnya.


Menurut Erwin, japen Gunung Penanggungan ada tujuh."Dari ketujuh japen tersebut, japen via Genting yang masih natural karena baru diresmikan beberapa bulan lalu," jelasnya seraya menambahkan estimasi pendakiannya via Genting dari pos perijinan ke lokasi camp (Pos 1) sekitar 10 menit; Pos 1 ke  Pos 2 (Mbah Wiyu) sekitar 30 menit; Pos 2 ke Pos 3 (Sengon) sekitar 60 menit.

Di akun Instagram (IG) @penanggungan_viagenting, flyer kegiatan tersebut pun diunggah adminnya hari ini. Di captions-nya dijelaskan HTM kegiatan tersebut Rp 15 ribu per peserta sudah termasuk tiket masuk camp ground Bukit Bintang Sabrangan, parkir, gantungan kunci (ganci) 200 peserta pertama, stiker kegiatan serta bibit pohon bambu dan beringin.

"Peralatan camp dan alat tanam, bawa dewe-dewe," tulisan adminnya.


Sebagai pengingat, Hari Bumi merupakan  acara tahunan yang dirayakan di seluruh dunia, termasuk Indonesia setiap 22 April untuk menunjukkan dukungan bagi perlindungan lingkungan.

TravelPlus Indonesia sebagai media kepariwisataan, kebudayaan dan lingkungan tetap loyal mendukung kegiatan yang bermuatan ramah lingkungan atau pro konservasi, seperti yang akan dilakukan oleh lintas komunitas 4Bee ini di Japen Penanggungan via Genting, dengan mempublikasikan pra-kegiatannya dalam bentuk tulisan, bertepatan dengan peringatan Hari Bumi 2024 ini. 

Semoga bermanfaat.

Naskah: Adji TravelPlus (IG: @adjitropis, TikTok: @FaktaWisata.id, foto: dok. @penanggungan_viagenting )

Captions:
1. Flyer kegiatan Halal Bihalal dan Memperingati Hari Bumi 2024.
2. Basecamp Japen Gunung Penanggungan via Genting.
3. Lokasi camp ground di japen Penanggungan via Genting.
4. Pemandangan Gunung Penanggungan dari kejauhan.

Read more...

Minggu, 21 April 2024

Enam Keuntungan Jelajah Palabuhanratu Saat Low Season


Anda mau mendapatkan banyak keuntungan berwisata ke Palabuhanratu? Berkunjunglah pada waktu yang tepat seperti sekarang ini, saat low season atau musim rendah kunjungan wisatawan. Kenapa?

Berdasarkan pengalaman dan pengamatan TravelPlus Indonesia usai bertandang ke  salah satu kecamatan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat ini di masa liburan yang berbeda yakni low season (beberapa tahun lalu) dan high season atau musim tinggi kunjungan wisatawan (ketika libur lebaran 2024 baru-baru ini), sekurangnya ada 6 keuntungan yang bakal Anda dapat.

Keuntungan pertama berwisata ke Palabuhanratu yang pada masa Hindia Belanda dikenal dengan nama Wÿnkoops Bergen Baaÿ ini, bisa mengurangi biaya wisata Anda. Kok bisa? Karena biaya penginapan dan ongkos transportasi umum darat/bus saat low season lebih murah daripada saat high apalagi peak season atau musim puncak liburan.


Anda yang ingin ke Palabuhanratu dengan mengunakan bus antara lain Bus MGI berwarna biru tua. Pilihannya bisa dari Terminal Baranangsiang Kota Bogor (bila Anda  dari Jabodetabek) ataupun dari Terminal Kota Sukabumi (jika Anda dari Bandung, Kota Sukabumi dan sekitarnya).

Tarifnya saat low season ataupun hari biasa, dipastikan lebih murah dibanding ketika musim liburan. Contohnya saat libur lebaran 2024 baru-baru ini, tarifnya Rp 65.000 per orang dari Terminal Baranangsiang ke Terminal Palabuhanratu. Diluar itu, tentu dibawah tarif tersebut.

Keuntungan kedua, Anda bisa lebih mudah mendapatkan penginapan.

Selain tarifnya lebih murah, Anda juga bisa lebih mudah mendapatkan penginapan saat low season.


Di sekitar Palabuhanratu (kota) yang merupakan ibukota Kabupaten Sukabumi, terdapat beberapa penginapan dengan harga terbilang terjangkau buat backpackeran maupun keluarga kelas menengah antara lain Penginapan Gunung Mulia (diseberang Alun-alun Gadobangkong, bangunannya tepat di atas toko swalayan Yomart), Hotel Mahkota Pantai di dekat dermaga kapal nelayan dan Tempat Pelelangan Ikan, dan Penginapan Petra di Jalan Siliwangi (tak jauh dari Alun-alun Palabuhanratu),

Pilihan penginapan lainnya dari Alun-alun Gadobangkong ke arah Pantai Citepus antara lain ada Penginapan Menara Megah, Bunga Ayu Seaside Resort serta Hotel & Resturant Karang Sari.

Keuntungan ketiga, bisa mempersingkat waktu perjalanan pergi/pulang Anda (karena lalu lintas saat low season jauh lebih lengang sehingga perjalanan darat menjadi  lancar), baik dengan membawa kendaraan pribadi (motor/mobil) maupun naik bus.


Keuntungan keempat, Anda bisa lebih mudah mencari tempat parkir di tempat-tempat umum seperti masjid, objek wisata, dan tempat makan/kuliner.

Masjid yang bisa Anda sambangi untuk menunaikan ibadah sholat fardhu berjemaah di sekitar Palabuhanratu (kota) antara lain Masjid Agung Palabuhanratu di Alun-alun Palabuhanratu, Masjid Jami Baitul Makmur (di Pasar Palabuhanratu), Masjid Jami Al-Huda (dekat penginapan Gunung Mulia), Masjid Nelayan Nurul Bahri (samping Tempat Pelelangan Ikan Palabuhanratu), serta Masjid Al-Barohkah (di Jalan Siliwangi, seberang Yomart dan Bank Mandiri Palabuhanratu).


Objek wisata yang bisa Anda kunjungi di sekitar Palabuhanratu (kota) antara lain objek wisata belanja aneka ikan segar di  Tempat Pelelangan Ikan, Pasar Ikan Higenis, dan tempat oleh-oleh khas Palabuhanratu berupa aneka ikan laut yang sudah diasinkan antara lain jambal roti, bermacam bakso berbahan ikan laut serta terasi ikan.

Anda juga bisa belanja keperluan lainnya di Pasar Palabuhanratu dan sejumlah mini market. Di sana, Anda bisa melihat deretan kapal nelayan di dermaga, santai dan kulineran street food dari sekitar Alun-alun Gadobangkong hingga di kawasan Alun-alun Palabuhanratu.

Sebagai kawasan wisata bahari, di Palabuhanratu tentunya ada bisa menikmati sejumlah pantainya antara lain Pantai Istana Presiden, Pantai Citepus, dan Pantai Palabuhanratu (dulu disebut Wijnkoopsbaai, kemudian sekarang populer sebagai Pantai Pelabuhan Ratu) yakni sebuah pantai wisata di pesisir Samudra Hindia di selatan Jawa Barat yang terletak sekitar 60 Km ke arah selatan dari Kota Sukabumi.


Kalau belum puas, Anda bisa lanjut ke pantai-pantai di kecamatan lain yang bertetangga dengan Palabuhanratu seperti Pantai Cimaja, Pantai Karang Hawu, dan Pantai Cibangban. 

Di luar pantai ada Gua Lalay di Kecamatan Palabuhanratu sekitar 3 Km dari Kota Palabuhanratu, Taman Samudera Indonesia Water Park Palabuhanratu, dan Air Panas Cisolok di Kecamatan Cisolok, sekitar 17 Km dari Pantai Palabuhanratu.

Kalau Anda senang berwisata olahraga bahari (sport tourism)-nya yang bermuatan petualangan, bisa mencoba berselancar (surfing) antara lain di Cimaja, Batu Guram, Karang Sari, Samudra Beach, Karang Haji, Sunset Beach, dan Ombak Tujuh. Tentunya dengan catatan bila Anda sudah mahir berselancar. Jika belum, cukup melihatnya ata belajar berselancar terlebih dulu dengan peselancar profesional setempat.

Bila Anda senang berwisata budaya yang erat kaitannya dengan kearifan lokal bahari setempat, Anda bisa menyaksikan upacara adat Hari Nelayan yakni upacara yang dilakukan nelayan di Kota Palabuhanratu sebagai syukuran atau ungkapan terima kasih atas rezeki dari laut yang diberikan Sang Maha Pencipta dengan cara melarung sesaji ke tengah laut. Kabarnya, acara tersebut biasa dilaksanakan pada bulan April. Untuk kepastian waktunya, Anda bisa konfirmasi ke pihak-pihak terkait.


Kalau Anda ingin berwisata kuliner seafood  kelas rumah makan (RM) atau restoran pilihannya antara lain sejumlah rumah makan (RM) seafood-nya antara RM Dapoer Muara Kenari, RM Seafood Kartika Sari, RM Waroeng Asrie, RM Kurnia Putri Seafood, RM JKS Seafood, Resto Pusat Ikan Bakar, Seafood Pakemon Beachfront, dan Seafood Ikan Bakar Gelora.

Bila Anda lebih suka kulineran street food yang ramai penjualnya antara lain bubur ayam, nasi kuning/nasi uduk, lontong sayur, bakso ikan, dan nasi goreng seafood. Sedangkan minumannya air kelapa muda berikut camilan kerang kuah kuning di Pantai Citepus serta kopi kekinian di Rumah Kopi Sagara yang berada di Jalan Siliwangi, sebelum Alun-alun Palabuhanratu.

Leluasa & Sepi
Keuntungan kelima, Anda bisa lebih leluasa melakukan aktivitas memancing karena saat low season tidak terlalu banyak pemancing ataupun wisatawan yang mancing.


Lokasi memancingnya antara lain di tepi laut seperti di antara Pasar Ikan Higenis dengan Alun-alun Gadobangkong. Sebaiknya Anda membawa alat pancing sendiri.

Kelebihan memancing di tepi laut tersebut antara lain lebih ekonomis kerana mudah dijangkau tanpa perlu menyewa perahu atau kapal nelayan, lebih praktis kemana-mana, dan lebih mudah kalau mau sholat dan sebagainya.

Keuntungan terakhir atau yang keenam, saat low season Anda bisa mendapatkan suasana yang lebih tenang dan sepi di sejumlah pantai di Palabuhanratu maupun di objek-objek wisata lainnya sebagaimana tersebut di atas.

Selamat berwisata bahari di Palabuhanratu saat sepi kunjungan wisatawan, insyallah  lebih menguntungkan dan menyenangkan.

Naskah & foto: Adji TravelPlus (IG: @adjitropis, TikTok: @FaktaWisata.id)

Captions:
1. Pemandangan deretan nyiur sebelum Pantai Citepus.
2. Suasana lalu lintas di jalan utama Palabuhanratu.
3. Salah satu penginapan di Kota Palabuhanratu.
4. Masjid Agung Palabuhanratu di kawasan Alun-alun Palabuhanratu.
5. Aneka ikan laut segar yang dijual di Pasar Ikan Higenis Palabuhanratu.
6. Plang petunjuk objek wisata di sekitar Palabuhanratu.
7. Minum air kelapa muda dan icip-icip kerang kuah kuning di Pantai Citepus.
8. Memancing di tepi laut antara Pasar Ikan Higenis dengan Alun-alun Gadobangkong, Kota Palabuhanratu.


Read more...

Jumat, 05 April 2024

Keuntungan Gelar Tradisi Malam Takbiran dari Sisi Pariwisata hingga Budaya


Malam takbiran merupakan salah satu tradisi menyambut Hari Raya Idulfitri atau Lebaran di Indonesia, sebagai penanda bulan Ramadan telah berakhir.  Tradisi bernapaskan Islam satu ini ternyata punya banyak keuntungan dari sisi pariwisata sampai budaya.

Sesuai namanya, tradisi malam takbiran diberbagai daerah diisi dengan bermacam kegiatan, seperti takbir keliling atau pawai takbiran yakni berkeliling kampung/kota pada malam 1 Syawal, biasanya selepas magrib sambil membawa alat penerang seperti obor, bedug, dan atribut lainnya dari satu titik ke titik lain seraya mengumandangkan takbir.

Bacaan takbir Idulfitri yang biasa dikumandangkan seperti ini:

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ


Latin : Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar. La ilaha illallahu wallahu akbar. Allahu akbar wa lillahil hamdu.

Artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada tuhan selain Allah yang Maha Besar. Allah Maha Besar, segala puji bagi-Nya.

Selain pawai takbiran, di beberapa daerah juga punya tradisi tersendiri dalam menyemarakkan malam takbiran atau menyambut lebaran.

Di Pulau Jawa tepatnya di Yogyakarta, misalnya ada tradisi Grebeg Syawal (Yogyakarta). Tradisi ini dilakukan oleh Keraton Yogyakarta dengan membuat gunungan yaitu bermacam hasil pertanian dan perkebunan yang susun menyerupai gunung. Gunungan ini kemudian diarak keliling keraton hingga ke Masjid Agung dan akhirnya diperebutkan warga maupun pengunjung.

Di Pulau Kalimantan, tepatnya di Pontianak Kalimantan Barat punya tradisi Meriam Karbit yang dinyalakan/disulut oleh masyarakat yang bermukim di bantaran Sungai Kapuas.

Di Pulau Sulawesi, tepatnya di Makasar dan Gorontalo, masyarakatnya juga punya tradisi masing-masing.

Di Kota Makassar ada Pawai Obor yakni menyalakan obor kemudian berkeliling dari satu tempat ke tempat lain sambil menggemakan takbir pada malam takbiran.

Dilansir dari Antara, Pemerintah Kota Makassar telah mendata sebanyak 20 ribu peserta akan meramaikan pawai obor malam takbiran Idul Fitri 1445 Hijriah.

Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto di Makassar, Rabu, mengatakan Festival Takbir Tepian Air digelar untuk memeriahkan malam takbiran Idul Fitri 1445 Hijriah. "Festival itu berupa pawai obor mulai dari Masjid Kubah 99 di Kawasan Center Poin of Indonesia (CPI) dan finish di Anjungan City Of Makassar," ujarnya.

Di Gorontalo, masyarakatnya rutin menggelar tradisi Tumbilotohe setiap malam takbiran tiba. Tumbilotohe memiliki arti “saatnya memasang lampu”.

Ribuan lampu minyak dipasang/dirangkai dalam berbagai bentuk disejumlah titik terutama di tanah lapang kemudian dinyalakan pada malam takbiran sehingga tampil menarik.

Di Pulau Sumatra, tepatnya di Bengkulu, Sumatra Utara (Sumut), dan Aceh juga punya tradisi malam takbiran masing-masing.

Di Bengkulu, ada tradisi Ronjok Sayak atau tradisi bakar gunung api. Perayaan ini ditandai dengan menyalakan api melalui tumpukan serabut kelapa setinggi satu meter.

Di Sumut, tepatnya di Kota Medan dan Kabupaten Asahan ada Konvoi Kendaraan Hias. Sedangkan di Aceh, tepatnya di Kota Banda Aceh ada takbir keliling atau pawai takbiran. 

Semua tradisi itu intinya sama sebagai bentuk sukacita karena datangnya Hari Raya Idulfitri.

Sayangnya tradisi pawai takbir di Banda Aceh kabarnya ditiadakan tahun ini. Kabar itu ramai tersiar dibeberapa media online dan medsos. 

Dilansir dari Antara, Pemerintah Aceh melalui Dinas Syariat Islam (DSI) menyatakan pawai takbir menyambut Idul Fitri 1445 Hijriah ditiadakan, digantikan dengan Festival Takbiran di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.

"Untuk tahun ini tidak kita adakan pawai takbir, tapi kita gantikan dengan Festival Takbiran di halaman Masjid Raya pada malam lebaran," kata Kepala 
DSI Aceh Zahrol Fajri di Banda Aceh, Rabu.

Zahrol mengatakan pawai takbiran tidak dapat digelar sehubungan dengan adanya program strategis nasional yang akan berlangsung di Aceh yakni Pekan Olahraga Nasional (PON) dan pemilihan kepala daerah (pilkada). 

Alasan lainnya karena kondisi jalanan di wilayah Banda Aceh yang sedang dalam perbaikan oleh dinas setempat. 

Meskipun tidak ada pawai obor, Zahrol menyampaikan, masyarakat Aceh tetap bisa merasakan kemeriahan malam Idul Fitri dengan menyaksikan gema takbiran yang diperlombakan di halaman Masjid Raya Baiturrahman.

"Masyarakat silakan nanti datang ke Masjid Raya menyaksikan lomba takbir dari enam utusan peserta dari perwakilan gampong di Aceh Besar dan Banda Aceh, mereka yang menang pada tahun lalu dan akan difinalkan kembali," ungkapnya. 


Sederet Keuntungan
 
Seperti TravelPlus utarakan di atas, tradisi malam takbiran itu punya banyak keuntungan dari sisi pariwisata sampai budaya.

Keuntungan dari sisi pariwisata, bisa menjadi daya tarik wisata bila tradisi malam takbiran digelar rutin dan digarap serius, menarik bahkan spektakuler lalu dipromosikan secara gencar lewat berbagai media termasuk medsos agar publik luas tahu sehingga dapat menarik kunjungan wisatawan baik lokal, nusantara maupun mancanegara.

Keuntungan sari sisi religi, dapat mendidik anak-anak untuk mengenal dan membanggakan perayaan menjelang hari raya sekaligus sebagai wadah syiar Islam.

Keuntungan dari sisi ekonomi kreatif (ekraf), memacu kreativitas untuk membuat penampilan yang menarik, baik dari segi kostum, pernak-pernik/atribut, musik/ atraksi yang disuguhkan, bermacam lomba yang semuanya bernapaskan Islam, dan lainnya.

Keuntungan berikutnya mampu mengangkat nama kota/daerah yang menggelar acara malam takbiran tersebut ke tingkat nasional bahkan internasional bila digelar rutin, minimal setahun 2 kali yakni tradisi malam takbiran Idulfitri dan Iduladha.

Keuntungan terakhir atau dari sisi budaya, bisa mengangkat ragam budaya setempat yang tentunya bermuatan Islam seperti pakaian daerah, kesenian, tarian, dan lainnya.

Melihat sederet keuntungan di atas, buat kota/daerah yang setiap tahun rutin mengadakan tradisi malam takbiran, harus terpacu untuk terus menggelarnya dengan penampilan yang lebih berkualitas. Jangan justru dilenyapkan atau ditiadakan.

Bagi yang belum punya kegiatan malam takbiran, bisa mulai membuatnya dengan penampilan yang berbeda sesuai dengan ciri khas dan budaya setempat. Kalau boleh kasih saran, tak perlu pakai petasan ataupun kembang api. Satu lagi, Pemda/Pemko-nya juga harus mendukung penuh agar berjalan lancar, maksimal, dan berkelanjutan.

Naskah & foto: Adji TravelPlus, IG @adjitropis, TikTok @FaktaWisata.id

Captions:
1. Bedug besar di salah satu masjid di Jakarta
2. Bedug kecil untuk malam takbiran di Jakarta.


Read more...

Rabu, 03 April 2024

Pilih Ikut Open Trip, Nanjak Bareng atau Pendakian Mandiri Usai Lebaran? Ini Kiatnya


Buat Anda yang ingin mendaki gunung selepas idulfitri 1445 H atau lebaran 2024 dengan mengikuti open trip (OT) pendakian, sekurangnya ada 5 kiatnya. 

Pertama, pilihlah OT pendakian gunung yang diidamkan/diincar dan disesuaikan dengan isi dompet serta kondisi stamina. Kalau tak mau bawa beban terlalu berat, sebaiknya ikut OT yang full trip (FT) bukan share cost (SC) namun harganya jelas lebih tinggi.

Kedua, pilih OT yang dibuat oleh tour/trip operator (TO), indie travel (IT) maupun pendaki/pemandu gunung berpengalaman (punya reputasi yang bagus dalam pelayanan) dan bertanggungjawab, terutama dalam hal keselamatan dan kenyamanan pesertanya baik dari sisi  ketepatan waktu (keberangkatan, makan, dan ishoma), kelayakan armada transportasi, kondisi tenda dan pembagian tenda sesuai dengan jenis kelamin dan postur peserta, kualitas menu makanan yang diberikan, punya kepedulian/ramah lingkungan, dan lainnya.

Kiat ketiga, sebelum menentukan pilihan, tanyakan hal-hal terkait poin kedua di atas ke beberapa pendaki yang pernah menggunakan TO tersebut. Kalau bagus, ya ikuti OT-nya. 


Keempat, setelah Anda pilih ternyata pelayanannya mengecewakan sebaiknya beri tahu pimpinan TO-nya sebagai masukan/input agar ke depan lebih baik minimal tidak mengecewakan lagi. 

Kiat terakhir atau kelima, bila Anda terlanjur kecewa berat, ya sudah tidak usah ikut OT-nya lagi. Dengan kata lain cari TO yang lain untuk pendakian ke gunung lain berikutnya.

Alternatif cara lainnya, Anda bisa melakukan pendakian bersama alias nanjak bareng (nanbar).

Adapun kiatnya, sebaiknya Anda lakukan dalam kelompok kecil (2 - 6 orang) dan minimal salah satunya pernah mendaki gunung yang diincar. Jika tidak ada, harus cari info terkait japen yang akan digunakan dari tulisan di internet maupun dari pendaki yang pernah mendaki gunung tersebut via japen yang sama. Kalau masih kurang yakin, Anda bisa patungan untuk menyewa  pemandu gunung di BC. 

Tim nanbar harus membawa perlengkapan untuk tidur seperti tenda yang jumlahnya disesuaikan dengan banyaknya peserta. Bila tidak ada yang punya tenda untuk tim ataupun perlengkapan pribadi seperti alat masak, matras, sleeping bag dan lainnya bisa menyewa di rental outdoor atau di BC setempat.

Cara-cara nanbar tersebut juga wajib diterapkan buat Anda yang ingin mendaki gunung secara mandiri.

Intinya, apapun cara pendakian yang dipilih, entah itu ikut OT secara FT ataupun SC, nanbar maupun pendakian mandiri, masing-masing ada plus minus-nya. 


Bekal Ramah Lingkungan
Selain itu, sekurangnya ada 4 hal yang harus tetap diindahkan oleh setiap pendaki sekalipun ikut OT, yakni pertama mempersiapkan fisik dan mental terlebih dahulu.

Kedua, membawa bekal informasi tentang gunung yang akan didaki (seperti info tentang moda transportasi menuju basecamp-nya, kondisi japennya, kondisi cuaca, estimasi pendakiannya, lokasi ngecamp-nya, dll) supaya punya gambaran walaupun sedikit.

Ketiga, tetap membawa bekal logistik yang cukup termasuk emergency food yang praktis untuk jaga-jaga bila terjadi kondisi darurat.

Kiat terakhir atau keempat apapun cara pendakian yang dipilih harus menyertakan bekal peduli atau ramah lingkungan, yakni dengan tetap menjaga kelestarian alam minimal membawa turun sampah logistik sendiri dan tidak melakukan vandalisme.

Selamat nanjak gunung selepas lebaran, semoga bermanfaat dan berkesan. 

Naskah & foto: Adji TravelPlus, IG @adjitropis, TikTok @FaktaWisata.id

Captions:
1. Berfoto bersama berlatar deretan gunung dan pesona sunrise, wajib masuk dalam daftar kegiatan pendakian.
2. Melakukan pendakian mandiri punya kenikmatan tersendiri.
3. Ikut open trip (OT) bisa bertemu dengan sejumlah pendaki berlatar belakang pengalaman pendakian, profesi, umur, dan karakter yang berbeda. (foto: #alumniraung)

Read more...

20 Gunung di Jawa Ini Jadi Incaran Pendaki Selepas Lebaran


Sekurangnya ada 20 gunung di Pulau Jawa yang menjadi incaran para pendaki maupun pecinta alam di Tanah Air untuk digapai puncaknya selepas hari raya idulfitri 1445 H atau lebaran tahun ini.

Ke-20 gunung yang diincar para pemburu atap-atap bumi direntang bulan April (selepas idulfitri) s/d Mei itu adalah Gunung Merbabu di Jawa Tengah, Lawu (perbatasan Jateng dan Jatim), Sumbing (Jateng), Sindoro (Jateng), Slamet (Jateng), Ceremai (Jabar), Prau (Jateng), Gede (Jabar), Raung (Jatim), dan Arjuno (Jatim).

Berikutnya Gunung Salak di Jabar), Andong (Jateng), Penanggungan (Jatim), Bismo (Jateng), Cikuray (Jabar), Papandayan (Jabar), Argopuro (Jatim), Kembang (Jateng), Butak (Jatim), dan Gunung Ungaran di Jateng.

Kenapa jadi incaran? Kerena beberapa dari 20 gunung tersebut jadi pilihan open trip (OT) baik secara full trip (FT) maupun share cost (SC) yang dibuat oleh sejumlah tour/trip operator (TO) atau indie travel (IT) atau oleh pendaki/pemandu gunung yang sudah biasa memandu pendakian ke gunung.

Buktinya, bahan promosi OT ke gunung-gunung tersebut (biasanya dalam bentuk flyer) sudah ramai disebarluaskan para pembuatnya di sejumlah WAG terkait maupun promosi secara masif lewat ragam medsos TO-nya masing-masing (Instagram, Facebook, TikTok, dan lainnya).

Selain jadi pilihan OT, beberapa dari 20 gunung itu juga jadi pilihan nanjak gunung bersama/nanjak bareng ataupun pendakian mandiri alias dilakukan sendiri oleh pendaki berjiwa petualang tanpa mengikuti OT.


Enam Faktor Pemicu
Amatan TravelPlus @adjitropis, sekurangnya ada 6 faktor pemicu yang membuat ke-20 gunung tersebut jadi incaran pendaki seusai lebaran tahun ini.

Pertama, karena memang banyak pendaki pendatang baru yang belum pernah mendaki gunung tersebut, atau pendaki lawas yang sudah pernah namun beda jalur pendakian (japen). Lantaran belum pernah, tentu pendakinya ingin mewujudkan keinginan mendaki gunung incarannya tersebut.

Kedua, karena keindahan pemandangannya (contohnya Gunung Merbabu, Lawu, dan Arjuno dengan sabananya; Gede dengan Aa Surken (Alun-alun Suryakencana)-nya; Prau dengan puncak Teletubbies dan sunrise-nya; Sindoro dan Sumbing dengan kawahnya, dan lainnya).

Faktor pemicu ketiga, karena predikat prestisius/bergengsi yang disandangnya (contoh Ceremai bergelar gunung tertinggi di Jabar alias atapnya Jabar; Slamet atapnya Jateng; Raung via Kalibaru dengan predikat japen terekstrem se-Jawa; Argopuro dengan gelar japen terpanjang se-Jawa, dan lainnya).

Keempat, karena akses ke base camp (BC) japennya mudah dijangkau (contohnya Gunung Gede, Prau, Sindoro, Sumbing, Salak, dan lainnya).

Berikutnya atau kelima, karena mempunyai banyak pilihan japen (contohnya Prau, Slamet, Ceremai, Merbabu, Sumbing, Sindoro, dan lainnya) sehingga banyak pendaki ingin mencoba lagi tapi lewat japen yang berbeda.

Faktor pemicu terakhir atau keenam, karena kondisi japennya ramah buat pendaki pemula (contoh Prau, Papandayan, Bismo, Ungaran, dan Andong)

Kenapa Gunung Merapi dan Semeru di Jawa tidak termasuk dalam daftar 20 gunung yang diincar para pendaki pasca-idulfitri tahun ini, padahal kedua gunung itu termasuk populer di kalangan pendaki? 

Memang benar Gunung Semeru di Jatim dan Gunung Merapi di Jateng/DIY juga menjadi gunung favorit pendaki namun karena kondisi statusnya yang membuat pendakian kedua gunung tersebut masih ditutup.  

TravelPlus memprediksi jika kedua gunung itu nanti sudah berstatus normal dan dibuka kembali untuk pendakian umum, bakal banyak OT, nanjak bareng ataupun pendakian mandiri ke dua gunung berapi tersebut.


Japen Favorit
Amatan TravelPlus dari OT yang tersebar luas serta data lainnya, japen favorit masih jadi pilihan para pendaki yang akan menggapai puncak gunung incaran selepas lebaran tahun ini. 

Contohnya japen favorit pilihan pendaki untuk meraih puncak Gunung Merbabu adalah via Suwanting. Sedangkan Lawu via Cetho; Sumbing via Garung, Batusari, dan Kaliangkrik; Sindoro via Alang-alang Sewu dan Kledung; Slamet via Guci Permadi dan Bambangan; Ceremai via Apuy dan Trisakti Sadarehe; serta Prau via Patak Banteng dan Igirmranak.

Adapun japen favorit pendaki untuk meraih puncak Gunung Gede adalah via Gunung Putri; Arjuno via Sumber Brantas; Raung via Kalibaru (ke Puncak Sejati) dan Coklak-Glenmore (ke Puncak Selatan); Cikuray via Pemancar; Salak via Cidahu (ke Puncak Salak 1 atau Puncak Manik) dan Pasir Reungit (ke Puncak Salak 1 juga namun melewati Kawah Ratu terlebih dahulu); serta Gunung Andong via Sawit.

Harga OT
Berapa harga OT pendakian gunung incaran pendaki masa liburan lebaran kali ini? Berikut TravelPlus spill beberapa harga OT pendakian gunung yang dijual beberapa TO untuk edisi selepas lebaran tahun ini.

TO Islamic Adventure (IA) @_islamicadventure yang ber-basecamp di Majalengka, Jabar berdasarkan info dari Amir, menjual OT Ciremai via Apuy tanggal 13-14 April untuk mepo BC Apuy dibanderol dengan harga 300K per orang, BC IA (400K); Sumbing 13-14 April (400K); Prau 13-14 April (400K); Sindoro 13-14 April (400K); Lawu 16-17 April (600K); Merbabu 16-17 April (550K); Slamet 20-21 April (400K); Gede 27-28 April (550K), dan OT Ciremai via Trisakti Sadarehe juga tanggal 27-28 April untuk mepo BC IA harganya 450K, BC Trisakti 350K.

TO Kaleng Sarden Adventure @kaleng_sarden_adv yang berkantor di Bandung, Jabar berdasarkan info dari Shidiq, menjual OT Sindoro tanggal 3-5 Mei untuk OT 550K, SC 350K; Sumbing 3-5 Mei (OT 550K, SC 350K); Slamet 9-11 Mei (OT 550K, SC 325K); Cikuray 24-26 Mei (OT 450K, SC 300K); Lawu 17-19 Mei (OT 600K, SC 400K); Merbabu 24-26 Mei (OT 600K, SC 400K); Ciremai 17-19 Mei (OT 550K, SC 350K); Argopuro 21-28 Mei (OT 1.500K, SC 1.000K), dan OT Raung tanggal 1-8 Juni untuk OT 1.700K, SC 1.300K.

TO Merak Jowo Adventure (MJA) @merakjowoadventure yang bermarkas di Lamongan, Jatim, berdasarkan info dari Ridwan, menjual OT Lawu tanggal 13-14 April untuk FT 500K, SC 350K; Slamet 13-14 April (FT 650K, SC 450K); Sindoro 13-14 April (FT 600K, SC 400K), dan Sumbing 13-14 April (FT 600K, SC 400K), Prau 20-21 April (FT 600K, SC 400K); Andong 27-28 April (FT 450K); dan OT Merbabu juga tanggal 27-28 April untuk FT 650K, SC 450K.

Sementara TO Inspirational Journey (IJ) @inspirational.journeyy yang bermarkas di Bekasi, Jabar, berdasarkan info dari Rege, menjual OT Slamet tanggal 3-5 Mei dengan harga 750K, Prau 9-11 Mei (750K), Argopuro 21-26 Mei (2.000K) dan Merbabu tanggal 24-26 Mei dengan harga 820K.


Lain lagi dengan TO Raung Camp yang ber-basecamp di Kalibaru, Banyuwangi dan spesial menjual OT Gunung Raung via Kalibaru (ke Puncak Sejati), berdasarkan info dari Nugi untuk lokal Indonesia, menjual Paket A mepo BC dengan harga 400K; Paket B mepo BC (665K), mepo Stasiun Kalibaru (765K); Paket C mepo Stasiun Kalibaru (1.200K); Paket D (1.800K); dan Paket Sultan dengan harga 2.700K untuk bulan April sampai dengan Juni.

Satu lagi TO Samod Adventure yang juga bermarkas di Bayuwangi, berdasarkan info Babe Hernandez (sekaligus menjadi nama alamat FB-nya), juga menjual OT Raung via Kalibaru namun ditambah dengan Kawah Ijen dengan harga 850K per orang.

Untuk informasi lebih detail setiap OT tersebut, bisa Anda lihat di akun IG atau FB TO-ya masing-masing.

Kenapa harga OT berbeda antara TO yang satu dengan TO lainnya, padahal gunung yang didaki itu sama?

Sekurangnya ada dua hal penyebabnya. Pertama, jarak meeting point (mepo)-nya berbeda. Contoh kalau TO di Jakarta membuat OT ke Gunung Gede dengan mepo di Jakarta tentu jauh lebih murah dibandingkan dengan TO di Surabaya yang membuat OT ke gunung yang sama dengan mepo dari Surabaya.

Kedua, karena fasilitas dan servisnya. Semakin komplit tentu semakin tinggi harga OT-nya. Contoh OT "A" sudah termasuk servis makan 3 kali dengan menu istimewa, tenda yang nyaman berikut matras dan sleeping bag. Sedangkan OT "B" cuma makan sekali dan tenda tim, jelas harganya lebih murah.

Itulah informasi seputar gunung-gunung yang bakal ramai didaki para penikmat ketinggian, berikut OT dan lainnya. Selamat berlibur lebaran, selamat nanjak gunung incaran di Pulau Jawa. Tetap setia menjaga keasrian alam, semoga bermanfaat dan berkesan. 

Bagaimana dengan di luar Pulau Jawa (terutama di Sumatra, Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara Barat), gunung apa saja yang jadi incaran pendaki selepas lebaran tahun ini? Sabar ya..., infonya bisa Anda dapatkan di tulisan berikutnya.

Naskah & foto: Adji TravelPlus, IG @adjitropis, TikTok @FaktaWisata.id

Captions:
1. Para pemburu puncak gunung menikmati pesona sunrise berlatar deretan gunung di puncak Gunung Prau.
2. Melintasi Gunung Merbabu yang ber-sabana elok.
3. Berfoto bersama di puncak Gunung Sindoro via Alang-alang Sewu (foto: #alumnisindoro)
4. Bukti kalau TravelPlus Indonesia pernah gapai Puncak Sejati Gunung Raung via Kalibaru yang berpredikat japen ter-ekstrem se-Jawa.

Read more...

Senin, 01 April 2024

Dihujani Pertanyaan Seputar Libur Mudik dan Lebaran, Ini Jawaban Kemenparekraf


Menggelar Extended WBSU 2024 bertema "Mudik Aman, Tenang dan Nyaman untuk Parekraf yang berkelanjutan" di  The Grand Capital Ballroom, Manhattan Hotel Jakarta, Senin (1/4/24), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) selaku pihak penyelenggara mendapat hujan pertanyaan terkait tema dari sejumlah media.

Apa saja pertanyaannya dan serinci apa jawaban Kemenparekraf? TravelPlus Indonesia menghimpun beberapa pertanyaan awak media dari data yang dikirim tim Komunikasi Publik Kemenparekraf, di antaranya langkah Kemenparekraf mengatur flow wisatawan agar tidak terjadi kepadatan yang berlebihan saat libur mudik dan lebaran 2024?

Jawaban Kemenparekraf antara lain berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk memberikan imbauan (penulisan yang benar, bukan himbauan) kepada pengelola destinasi untuk melakukan pengaturan dan pengawasan destinasi yang berpotensi dipadati masyarakat.

Sebagai contoh/best practice, di beberapa destinasi Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat melakukan antisipasi kemacetan dengan menutup destinasinya selama 1-2 jam di pintu masuk dan mengarahkan wisatawan ke destinasi sekitar. Jika sudah kondusif dan kemacetan mereda, destinasi tersebut akan kembali dibuka.

Pertanyaan berikutnya, daerah mana saja yang rawan untuk didatangi di musim libur lebaran? Kerawanan seperti apa yang jadi perhatian pemerintah?

Jawaban Kemenparekraf antara lain berdasarkan prediksi BMKG, prakiraan cuaca selama masa libur lebaran yaitu kategori menengah-tinggi, beberapa lokasi seperti Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah diperkirakan curah hujan masih tinggi, Pulau Jawa diperkirakan hujan ringan dan sedang, sedangkan beberapa lokasi lain cenderung cerah.

Musim penghujan disertai dengan perubahan cuaca dapat memicu terjadinya bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor, pohon tumbang, banjir bandang, gelombang tinggi sehingga membahayakan pengunjung di tempat-tempat wisata outdoor pegunungan maupun pantai.

Karena itu, Kemenparekraf mengimbau (penulisan yang benar, bukan menghimbau) kepada seluruh pemerintah daerah, asosiasi usaha pariwisata, pengelola usaha pariwisata/pelaku usaha pariwisata, dan seluruh pihak agar bersama-sama berperan pada peningkatan pengamanan dan perencanaan mitigasi bencana di lokasi wisata.

Pertanyaan selanjutnya, bagaimana peluang yang bisa dimanfaatkan pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif dengan peningkatan pemudik di 2024?

Jawaban Kemenparekraf antara lain, para pelaku usaha sektor parekraf seperti pengelola destinasi, pelaku akomodasi/hotel, pusat kuliner dan oleh-oleh di jalur perlintasan mudik Lebaran 2024 memiliki peluang besar dalam meningkatkan penjualan mereka.

Beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha seperti paket wisata khusus pemudik. Jadi penyedia jasa pariwisata dapat mengembangkan paket-paket wisata khusus untuk pemudik, termasuk destinasi dan aktivitas yang menarik untuk mereka kunjungi selama masa mudik.

Pertanyaan lainnya, apakah Kemenparekraf punya kebijakan khusus untuk menekan harga transportasi domestik yang kian tinggi saat libur mudik dan lebaran?

Jawabannya, Kemenparekraf, mengimbau kepada masyarakat pengguna jasa transportasi umum untuk memesan dan membeli tiket pada waktu yang tepat, guna menghindari lonjakan harga menjelang puncak mudik lebaran.

Pihaknya juga selalu berkomunikasi dengan Kementerian/Lembaga (Kepolisian Republik Indonesia, Kementerian Perhubungan, Jasa Marga, dll) terkait untuk kelancaran para pemudik sekaligus calon wisatawan yang akan memanfaatkan waktu libur lebaran mereka.


Antisipasi Getok Harga
Pertanyaan berikutnya, bagaimana Kemenparekraf mengantisipasi insiden getok harga makanan untuk wisatawan dan juga parkir liar yang sering juga digetok harganya pada musim mudik lebaran ini?

Jawaban Kemenparekraf antara lain, dalam menghadapi lonjakan pengunjung di tempat-tempat wisata yang diprediksi akan meningkat di tahun ini, Kemenparekraf melakukan langkah antisipatif dengan melakukan Sosialisasi dan Koordinasi Keselamatan dan Keamanan di beberapa provinsi, dimana salah satunya adalah terkait koordinasi dengan aparat setempat dalam mengantisipasi pungli/parkir liar di destinasi wisata serta mengimbau pengelola destinasi untuk memberdayakan UMKM lokal dan memastikan tidak melakukan getok harga makanan untuk wisatawan.

Selain itu pemda dan pengelola destinasi melakukan pengaturan parkir bekerjasama dengan Dinas Perhubungan setempat; menyediakan call centre pariwisata; menyampaikan informasi secara up to date kepada wisatawan melalui media sosial; melengkapi perizinan berusaha dan kelayakan sarpras; serta berkoordinasi dengan dinas yang menangani permasalahan sampah.

Pertanyaan selanjutnya, bagaimana prediksi peningkatan kawasan wisata? berapa persen peningkatannya saat mudik lebaran?

Jawaban Kemenparekraf, periode cuti bersama yang lebih panjang serta peningkatan perkiraan pergerakan dapat berpotensi meningkatkan wisatawan nusantara hingga 50%.

Berdasarkan observasi yang kami lakukan, puncak aktivitas wisata akan terjadi pada H+1 hingga H+3 lebaran. Mayoritas akan berasal dari intra-provinsi serta provinsi terdekatnya.

Tingkat okupansi berpotensi naik hingga 10%, dimana rata-rata okupansi diprediksi mencapai 80%, bahkan 100% di beberapa destinasi favorit.

Hari raya yang jatuh pada weekday juga dapat berdampak pada peningkatan Length of Stay (LoS) hingga H+5 lebaran.

Pertanyaan lainnya, keamanan dan kenyamanan terutama overload akibat banyaknya penumpang/pengunjung, selalu menjadi permasalahan yang berulang dalam musim mudik lebaran. Lantas melihat permasalahan yang terulang tersebut apakah ada S.O.P dari Kemenparekraf untuk mengantisipasinya?

Jawaban Kemenparekraf antara lain, untuk mengurai permasalahan kunjungan yang berlebih di destinasi wisata, Kemenparekraf mengimbau pemda untuk bekerja sama dengan kepolisian setempat dalam mengurai titik keramaian dan kemacetan di destinasi pariwisata yang berpotensi tingginya lonjakan jumlah wisatawan seperti di Jawa Barat (Puncak Bogor, Cipanas Cianjur, Tangkuban Perahu, Kawah Putih, Ciwidey, Pantai Pangandaran).

Pada wilayah Jawa Tengah dan DIY lokasi wisata yang menjadi atensi pada saat mudik lebaran, di antaranya lokasi wisata Dieng, Batu Raden, Bandungan Semarang, Candi Borobudur, Candi Prambanan, dsb.

Untuk lokasi wisata di Jawa Timur, di antaranya seperti lokasi Wisata Gunung Bromo, Wisata Jatim Park Batu, Taman Kebun Binatang, dan lainnya. 

Pertanyaan berikutnya, adakah antisipasi, imbauan hingga hukuman dari Kemenparekraf ke pengelola yang destinasinya kotor dan harga makanan serta oleh-olehnya mahal?

Jawaban Kemenparekraf antara lain, menaikkan harga makanan, minuman, dan oleh-oleh di tempat wisata pada libur Lebaran 2024 dalam angka yang wajar sekitar 10% hingga 15% masih dapat dimaklumi.

Pihaknya juga menekankan pada pengelola destinasi wisata dan tempat wisata (taman rekreasi) untuk tidak melakukan praktik getok harga (pada makanan, minuman, dan tarif parkir) yang merugikan wisatawan sekaligus mencoreng citra destinasi wisata.

Pihaknya akan memberikan peringatan hingga teguran, kepada pengelola destinasi yang belum dapat menjaga destinasi wisata tetap kondusif, termasuk dalam menjaga kebersihan lingkungannya guna menjaga kenyamanan dan keamanan bagi wisatawan.


Bentuk Dukungan Event
Pertanyaan selanjutnya , apa saja dukungan Kemenparekraf untuk meningkatkan jumlah pergerakan wisatawan yang memanfaatkan waktu libur lebaran?

Jawaban Kemenparekraf antara lain, potensi pergerakan wisnus selama mudik Lebaran 2024 diperkirakan mencapai 193,6 juta orang atau 71,7 persen dari total populasi penduduk Indonesia.

Kemenparekraf mendukung dan mempersiapkan sejumlah event pariwisata berskala regional dan nasional saat Ramadan dan Idul Fitri tahun 2024 antara lain Batam Wonderfood & Art Ramadhan (9 - 30 Maret 2024) di kota Batam; Indonesia Fashion Week (27-31 Maret 2024) di Jakarta; Aceh Ramadhan Festival (28 Maret - 1 April 2024) di Kota Banda Aceh; Ramadan Jazz Festival (29-30 Maret 2024) di Jakarta; Mudik Bareng Ms Glow (8 April 2024) di Jakarta; Festival Tumbilotohe (6 - 9 April 2024) di Kota Gorontalo; dan Bakdan Neng Solo (12 April 2024).

Selain itu, Kemenparekraf bekerjasama dengan PT KAI/ KA Wisata dan ASTINDO telah menghadirkan program "Bundling Paket Wisata dengan Kereta Api" dalam menyambut momentum libur lebaran, sehingga diharapkan program ini dapat menambah jumlah pergerakan wisnus selama periode libur lebaran dan semakin banyak wisnus yang tertarik dalam mengunakan kereta atau kereta wisata dalam memanfaatkan libur lebaran kali ini.

Pertanyaan lainnya, apakah Kemenparekraf membuat buku panduan wisata mudik, termasuk di dalamnya info terkait mitigasi bencana karena belakangan ada sejumlah daerah terkena musibah kebencanaan?

Jawaban Kemenparekraf, saat ini Kemenparekraf belum menyusun buku panduan wisata mudik, akan tetapi bagi calon pemudik yang ingin mengetahui berbagai informasi lengkap seputar mudik Hari Raya Idul Fitri 2024, termasuk informasi prakiraan cuaca, dapat mengakses kanal informasi yang telah disiapkan Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui kanal https://s.id/mudikpedia.

Pertanyaan berikutnya, daerah wisata mana saja yang akan menjadi favorit pengunjung pada libur mudik dan lebaran tahun ini?

Jawaban Kemenparekraf, berdasarkan survei yang dilakukan Kemenparekraf secara online terkait pemetaan preferensi aktivitas wisatawan nusantara di libur lebaran 2024 yang masih berjalan hingga saat ini, hasil sementara per 31 Maret 2024 menunjukkan beberapa destinasi yang akan dituju wisatawan tahun ini antara lain DIY (Malioboro & Parangtritis), Jawa Tengah (Borobudur), Jawa Timur (Bromo), Jawa Barat (Ciwidey, Pangandaran, Lembang), dan Jabodetabek (Puncak Bogor, Ragunan dan Ancol).

Untuk pulau Sumatera, destinasi yang dituju adalah Sumatera Utara (Danau Toba) dan Sumatera Barat (Jam Gadang Bukittinggi) dan Lampung (TN Way Kambas).

Semua jawaban Kemenparekraf tersebut diolah Tim Biro Komunikasi dengan sumber dari siaran pers, artikel berita, dan data dari satuan kerja serta atas pengetahuan I.G.A Dewi Hendriyani selaku Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf.

Naskah: Adji TravelPlus, IG @adjitropis, TikTok @FaktaWisata.id, foto: dok. Biro Komunikasi Kemenparekraf.

Captions:
1. Suasana Extended WBSU 2024 bertema "Mudik Aman, Tenang dan Nyaman untuk Parekraf yang berkelanjutan" yang digelar Kemenparekraf di The Grand Capital Ballroom, Manhattan Hotel Jakarta, Senin (1/4/24).
2. Wisatawan berbelanja kerajinan tangan lokal.
3. Menparekraf Sandiaga Uno di Aceh Ramadhan Festival salah satu event saat Ramadan dan Idul Fitri tahun 2024 yang didukung Kemenparekraf.

Read more...

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP